Halaman

Langsung ke konten utama

PANTAU GAMBUT: Menjaga Lahan Gambut, Menjaga Indonesia

Image result for dilema lahan gambut
Source : greenpeace

Apa itu lahan gambut ?

Lahan gambut adalah bentang lahan yang tersusun oleh tanah hasil dekomposisi tidak sempurna dari vegetasi pepohonan yang tergenang air sehingga kondisinya anaerobik. Material organik tersebut terus menumpuk dalam waktu lama sehingga membentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Lahan gambut merupakan ekosistem penyimpan dan penyerap karbon yang penting, diperkirakan menyimpan lebih dari 600 Gt karbon. Indonesia memiliki lahan gambut sekitar 20 juta hektar, 90% di pesisir selatan Kalimantan dan pesisir timur Pulau Sumatera. Dari lahan itu, sekitar 7,5 juta hektar untuk sawit dan hutan tanaman industri (HTI).

Ketika kering, lahan gambut sangat mudah terbakar. Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan di mana api membakar apa pun yang ada di atas permukaannya (misal: pepohonan, semak, dll). Api menjalar secara vertikal dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala, sehingga hanya tampak asap berwarna putih saja. Karena hal ini, pemadaman kebakaran akan lebih sulit dilakukan. Kebakaran dan asap di Indonesia pada tahun 2015, menyumbang 15% emisi karbon dunia di tahun tersebut, hanya dalam beberapa pekan saja.

Apa penyebab kebakaran tanah/hutan gambut?

Penyebabnya bisa karena faktor alam dan juga faktor yang disebabkan oleh manusia. Pada saat kondisi tanah sangat kering, ada kemungkinan terbentuk api, terlebih lagi lahan yang sudah pernah digunakan untuk perkebunan, pertanian, dll. Namun, yang sering terjadi adalah karena pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara membakar lahan dengan tidak terkendali. Tahun 2015, pengeringan rawa gambut yang dilakukan oleh oleh perusahaan kelapa sawit dan bubur kertas, disinyalir merupakan penyumbang besar kerusakan hutan tropis di Indonesia serta emisi gas rumah kaca. Tahun itu pula, ditemukan indikasi pembakaran lahan untuk pembukaan dan pembersihan lahan.

Apa dampak dari terbakarnya lahan gambut?
  1. Menurunnya kualitas fisik gambut. Kadar air menjadi lebih sedikit.
  2. Terhambatnya proses dekomposisi tanah gambut karena mikroorganisme yang mati akibat kebakaran.
  3. Berkurangnya keanekaragaman hayati. Karena di beberapa daerah, hutan gambut merupakan tempat tinggal dari berbagai macam flora dan fauna, dan beberapa diantaranya adalah fauna/satwa yang dilindungi.
  4. Gambut menyimpan cadangan karbon, apabila terjadi kebakaran maka akan terjadi emisi gas karbondioksida dalam jumlah besar. Sebagai gas rumah kaca, karbondioksida berdampak pada pemanasan global.
  5. Akibat kebakaran, pasti akan ada asap yang dihasilkan, hal ini akan berpengaruh pada kesehatan manusia, kesehatan kita sendiri. Mungkin bagi kita yang tinggal berjauhan dari lokasi terbakarnya gambut tidak akan merasakan dampaknya secara langsung, tapi bagi mereka yang tinggal dekat dengan lokasi tersebut akan mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan, iritasi pada selaput mata, dan batuk akibat asap. Kualitas air menjadi menurun dan tidak layak diminum.
  6. Hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat yang masih bergantung pada hutan.
  7. Terjadinya tuntutan dari negara tetangga akibat asap yang dihasilkan.
  8. Terbuangnya biaya, waktu, dan tenaga yang tidak sedikit untuk memadamkan kebakaran.

Apa yang harus dilakukan?

Terjadinya kebakaran pada lahan gambut yang diikuti dengan menurunnya fungsi lahan gambut, salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap karakteristik gambut pada kondisi alami. Pengetahuan mengenai hal ini sangat diperlukan supaya masyarakat dapat mengelola dengan bijak (tepat guna) yaitu bermanfaat secara ekonomi bagi mereka tetapi juga tidak merusak lingkungan. Gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter termasuk kategori kawasan hutan lindung yang tidak boleh digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan, penanaman, dll. Yang terpenting, masyarakat harus teredukasi terlebih dahulu supaya tidak terjadi kebakaran lahan gambut. 

Lalu yang kedua, pemerintah daerah harus tegas dalam memberikan izin kepada pengusaha yang ingin membuka lahan, harus berkomitmen. Tidak boleh memprioritaskan investor dikala harus ada hal yang lebih penting, yaitu restorasi lahan yang sudah terlanjur rusak. Bila sudah ada peraturan yang melarang kegiatan pembukaan lahan, pemerintah dimohon untuk tegas bukannya malah melonggarkan hanya untuk kepentingan sendiri. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melaksanakan program restorasi lahan gambut ini. Pemerintah memfasilitasi dan mendampingi, diperlukan juga tenaga untuk melatih dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Dan jika perlu, harus ada tenaga ahli untuk memonitor kondisi lahan gambut untuk mengurangi tingkat kegagalan dalam usaha restorasi ini. 

Dalam pelaksanaan restorasi lahan gambut ini, ada hal yang perlu diperhatikan juga. Apabila sudah ada lahan yang digunakan untuk kebun sawit, kebun karet, tanaman pangan, maka restorasi dilakukan dengan tidak secara langsung memberhentikan kegiatan tersebut. Yang harus diperhatikan di sini adalah mengelola lahan tersebut dengan aspek kelestarian lingkungan. Pengelolaan tata air yang optimal akan sangat membantu dalam proses ini dan akan lebih efektif apabila ditangani langsung oleh pemerintah. Dan dengan dibentuknya Badan Restorasi Gambut pada tahun 2016, saya berharap proses restorasi ini bisa terealisasi.

Selain usaha merestorasi, pencegahan sangat diperlukan dengan tidak membuka lahan dengan cara dibakar, membuat regu pemadam kebakaran dengan fasilitas lengkap apabila sewaktu-waktu kebakaran terjadi tiba-tiba, dan selalu mengingatkan diri kita masing-masing untuk tetap mementingkan kepentingan bersama, kelangsungan hidup flora dan fauna di hutan gambut yang harus menerima dampak buruk akibat ulah manusia. 











Ayo kita bersama-sama #pantaugambut kita. 



Sumber :

http://www.mongabay.co.id/2016/02/05/bagaimana-merestorasi-gambut-berikut-saran-dari-pakar/
http://www.mongabay.co.id/2017/05/07/menuju-restorasi-gambut-di-kalimantan-barat-begini-kondisinya-bagian-2/
https://gapki.id/restorasi-gambut-berkelanjutan/



If you go through hell, keep going.

Komentar

Posting Komentar